Senin, 16 Maret 2015

Mengenang Kemegahan Situs Warungboto Salah Satu Pesanggrahan Hamengkubuwono ke 2



   Matahari terik menyengat menyinari dua orang laki-laki yang sedang bercengkrama dibalik dinding setengah runtuh itu. Laki-laki pertama sepertinya masih terlihat muda dengan tubuh yang cukup pendek cenderung tegap. Sementara laki-laki yang berada disampingnya terlihat letih dengan sekali-kali berhenti setelah mencangkul beberapa kali.
   Mereka adalah bapak Eko dan bapak Darto yang sudah lama bekerja membersihkan area bangunan tua yang bernama Pesanggrahan Rejowinangun. Setiap harinya mereka membersihkan rumput-rumput yang tumbuh serta lumut-lumut yang menempel pada dinding bangunan. Mereka adalah dua orang yang dipekerjakan secara bergilir untuk melestarikan bangunan cagar budaya di Yogyakarta.
   Bapak Eko dan bapak Darto adalah dua orang yang turut andil dalam menjaga bangunan tua di Jogja. Bapak Eko sudah dua tahun bekerja untuk menjaga kelestarian dan kebersihan Pesanggrahan ini. Sebelum ditempatkan di Pesanggrahan Rejowinangun, dia menjaga di pesanggrahan Gua Siluman yang berada di Wonocatur, Sleman. Sementara itu, bapak Darto baru berada di Pesanggrahan bersama bapak Eko satu bulan yang lalu. Sebelumnya Pak Darto menjaga Gua Siluman selama dua tahun. Namun untuk pengalaman menjaga bangunan cagar budaya, Bapak Darto sudah lebih dahulu dari Bapak eko.
   Ada banyak cerita yang dibagikan oleh mereka saat saya mengajukan beberapa pertanyaan seputar bangunan tua ini. Mereka menuturkan bahwa bangunan ini dulunya adalah tempat peristirahatan para raja saat melakukan perjalanan. Lebih lanjut Pak Darto menjelaskan bahwa runtuhnya bangunan ini dikarenakan peperangan dan bencana alam. Bencana alam itu seperti gempa dengan berkekuatan besar yang melanda Kerajaan Ngayoogyakarta masa itu.
  Nama lain dari Pasenggrahan Rejowinangun ini adalah Situs Warungboto. Letak bangunan ini berada di Jalan Veteran, kelurahan Warungboto. Untuk mempermudah warga mengingat bangunan ini maka warga sekitar memberi nama dengan Situs Warungboto. Situs warungboto merupakan salah satu dari beberapa pesanggrahan yang dibuat oleh Hamengkubuwono II.
   Meskipun berada di pinggir jalan bangunan ini seperti terlepas dari pandangan orang yang berlalu lalang didepannya. Selain tidak memperlihatkan sebuah bangunan utuh, dinding bangunan juga ditumbuhi lumut sehingga kesan keindahan dan keistimewaan yang dikandungnya menjadi hilang. Namun bila Anda sedikit penasaran saja dan menyempatkan untuk berkunjung kesini, keindahan dari sisi dalam bangunan ini masih cukup tersisa.
   Pada bagian depan yang berbatasan langsung dengan jalan raya berfungsi sebagai bangsal atau lobby. Di area ini kita bisa melihat pemandangan seluruh komplek bangunan. Bergerak ke bawah bagian tengah kita akan menemukan dua tangga yang saling bersisian menuju bagian bangsal. Saat kita melihat ke bagian belakang sedikit ketengah, kita akan melihat di bagian paling bawah terdapat dua buah kolam yang saling terhubung. Kolam pertama membentuk lingkaran yang menjadi sumber air mancur. Sedangkan kolam kedua berbentuk kotak dengan luas kurang lebih 40 meter persegi.
   Pada sisi paling belakang terdapat area yang masih cukup lebih baik dari area sekitarnya. Dinding-dinding yang membentuk area ini masih berdiri kokoh. Dari area ini kita juga bisa menikmati pemandangan kolam dari sisi dinding yang memiliki jendela berbentuk persegi yang menghadap ke barat menuju jalan raya.
   Saya sempat bertemu dan berbincang dengan beberapa rombongan pengunjung. Mereka adalah para siswa SMP yang bersekolah di Jogja. Mereka mengatakan baru kali ini ke sini. Saat saya Tanya tau bangunan ini dari mana, mereka mengatakan melihat dari foto instagram dai ponsel  salah seorang teman mereka. Mereka berharap bangunan ini tetap lesari dan dapat pugar kembali.
   Untuk menjaga dari aksi tangan jahil, bangunan ini dipagari dengan kawat besi disekelilingnya. Reruntuhan bangunan bisa saja hilang diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, Bapak Eko mengatakan bahwa air yang berada di kolam dulunya memancar deras, namun karena banyaknya sumur warga air menjadi sedikit hingga akhirnya menghilang. Tidak tampak sedikitpun air yang mengisi kedua kolam tersebut.
   Saya sempat mencari beberapa informasi tambahan mengenai Situs Warungboto saat menulis artikel ini. Beberapa blog dan situs yang lebih dulu menginformasikan ditulis bahwa terdapat patung burung Garuda dan patung Naga yang menjadi ornament bangunan. Namun, saat berada disana, saya tidak melihat patung yang dimaksud.
   Tempat wisata ini cukup mudah untuk di datangi. Kurang lebih hanya 15 menit dari pusat kota. Dari pusat kota Jogja, Anda bisa melewati Jalan Kusumanegara kearah Kebun Binatang Gembiraloka. Saat perempatan pabrik susu SGM Anda berbelok ke arah selatan sejauh 1 kilometer. Bangunan Pesanggrahan Rejowinangun terletak disisi kanan jalan raya dan ditandai dengan dua buah plang nama bangunan sebagai keterangan bahwa bangunan merupakan cagar budaya. Anda juga tidak perlu merogoh kocek untuk dapat menikmati keindahan yang masih tertinggal di dalamnya.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar