Perjalanan saya selanjutnya
mengarah ke tengah kota Jogja. Ada dua bagian yang ingin saya bagikan kepada
pembaca mengenai tempat wisata disini. Bagian pertama adalah tempat-tempat yang
wajib Anda kunjungi disekitar Keraton Ngayogyakarto dan bagian kedua adalah tempat-tempat
yang wajib Anda kunjungi disekitar jalan Malioboro.
Keraton Ngayogyakarto
Sekitar pukul satu siang saya
tiba dalam perjalanan menuju Keraton Ngayogyakarto. Setelah puas melihat
megahnya peninggalan kerajaan Mataram Kuno di Kota Gede, saya beranjak ke
tengah kota menuju Keraton Ngayogyakarto. Keraton Ngayogyakarto merupakan salah
satu pewaris dari kerajaan Mataram Islam. Selain Keraton Ngayogyakarto
Hadiningrat, pewaris lainnya adalah Keraton Surakarta.
Kedua keraton ini merupakan
tempat tinggal para raja. Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat dipimpin oleh
seorang raja bergelar Sultan Hamengkubuwono sedangkan Keraton Surakata bergelar
Sultan Pakubuwono. Hingga saat ini Sultan Jogja sudah sampai generasi yang ke
sepuluh dengan gelar Sultan Hamengkubuwono X.
Harga tiket untuk masuk ke dalam
kawasan keraton ini cukup murah. Saya hanya mengeluarkan uang 5 ribu
rupiah saja. Saat saya masuk hal pertama
yang saya lihat adalah sebuah stand yang
menyediakan cinderamata khas keraton seperti patung mini prajurit keraton,
emblem kerajaan, buku, dan masih banyak hal yang menarik lainnya. Harganya pun tidak lah
mahal.
Di bagian dalam saya melintasi sebuah pelataran luas seperti
pendopo dengan tiang-tiang penyanggahnya yang banyak dan tinggi. Di bawah
pondok ini dibuka stand informasi bagi pengunjung jika membutuhkan guide untuk
mendapatkan penjelasan lebih detail mengenai sejarah keraton. Salah satu
pegawai disini mengatakan bahwa harga untuk tour guide di keraton sekitar 30-50
ribu rupiah.
Spot pertama yang saya lihat
adalah patung-patung prajurit dengan berseragam perang khas kerajaan sesuai
jamannya. Patung-patung ini berada didalam bangunan. Kita hanya bisa melihat
patung-patung ini dari balik kaca saja.
Berlanjut ke spot berikutnya
adalah sebuah dinding relief perjuangan pangeran Mangkubumi. Perkiraan saya
panjang dinding ini sekitar 15 meter. Relief menceritakan perjuangan para
prajurit dan masyarakat melawan penjajahan belanda pada masa itu. Tergambar dalam
cerita pada dinding itu mereka menggunakan senjata tradisional seperti bambu runcing.
Saat saya melewati anak tangga
menuju lebih ke dalam dari area ini, diatas anak tangga ini saya menuju sebuah
bangsal yang menjadi tempat raja Jogja duduk saat upacara-upacara penting. Hal
menarik bagi saya adalah bangunan-bangunan disamping kiri dan belakang dari
bangsal.
Bangunan di kiri bangsal
merupakan museum berisi foto-foto acara kerajaan dan foto-foto kereta kerajaan
yang sering dipakai raja untuk bepergian. Foto-foto disini terpajang dengan
rapi beserta penjelasan singkat mengenainya. Ada lebih dari lima buah foto kereta
yang dipajang disini.
Tepat belakang bangsal terdapat
bangunan museum yang berisi foto-foto para raja dari raja ke 4 sampai raja
terakhir yang ke 10. Selain terpajang foto para raja Ngayogyakarto, disampingnya
sebuah diorama prajurit yang sedang berlatih.
Terakhir saat melintasi jalan
keluar kita kembali menuruni tangga yang berada di depan bangsal. Mengikuti petunjuk
arah keluar, spot terakhir kita akan disuguhkan patung-patung berpakaian keraton.
Hingga akhirnya kita akan keluar dari tempat dimana kita masuk di awal. sebelum pulang sempatkan untuk
membeli beberapa buah cinderamata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar