Jumat, 20 Maret 2015

7 Tempat yang Wajib Dikunjungi di Sekitar Keraton Yogyakarta (5)

Situs Tamansari


   Tempat yang satu ini tidak kalah megah dan indahnya. Pesanggrahan Taman Sari melukiskan betapa indahnya arsitektur bangunan kerajaan pada masa silam. Terbayang dalam pikiran saya bahwa seni yang terkandung dalam tiap ornament dari tembok taman sari memiliki makna mendalam dan penerapan ilmu pengetahuan tentang seni tingkat tinggi.
   Terbukti keindahan dan kemegahan bangunan masih bisa dinikmati dan masih terjaga hingga kini. Meskipun beberapa puing bangunan pada bagian belakang tempat ini terpisah dari keutuhannya, bayangan akan megahnya bangunan ini terbayangkan. Patut saja jika bangunan yang membentang seluas 10 hektar ini menjadi situs nomor 19 di dunia sebagai cagar budaya yang harus dilindungi.
   Tepat jam 2 siang kendaraan yang saya bawa terpakir di lahan parkir yang telah disediakan bagi pengunjung. Sistem parkir disini saya harus membayar diawal sebesar 3000 rupiah. Saya pun berjalan menuju pintu gerbang masuk tempat wisata ini. Dihadapan saya terpampnag tembok setinggi 5 meter menutupi bagian belakang tempat ini. Tembok ini bukanlah tembok yang biasa-biasa saja. tembok ini berseni tinggi karena bentuknya yang tidak biasa. Saya harus membeli tiket seharga 5000 rupiah di tempat yang berada di samping kanan pagar masuk.
   Setelah tiket ditangan, saya pun menuju lorong yang dijaga oleh para penjaga tiket. Panjang lorong hanya 2 meter. Diujung lorong saya menuruni tangga dan langsung berhadapan dengan 2 buah kolam besar berisi air berwarna biru. Masing-masing sudut kolam terdapat ornament kolam yang memancurkan air. Air kolam ini mengalir oleh mesin air yang terletak di samping kolam bagian utara.
   Saya menuju sisi selatan bangunan. Di sisi sini juga terdapat kolam yang cukup luas. Tidak seperti kolam sebelumnya yang terbagi menjadi dua bagian, kolam disisi selatan terdiri satu kolam utuh. Ada tangga menurun menuju kolam sehingga kaki kita bisa merasakan hangatnya air siang itu. 
   Menginjak ke bagian belakang suasana cukup lengang. Dibagian ketiga dari taman sari berupa tanah lapang. Disini lalu lalang beberapa wisatawan local dan wisatawan mancanegara bersama tour guidenya. Saya pun melihat sebuah ruang gallery lukisan. Saya sempat untuk masuk dan meminta ijin mengambil foto atau video. Namun ternyata ruang ini beserta isinya terprivatisasi. OK, tidak apa-apa.
   Taman sari begitu luas. Namun, pada bagian tertentu bangunan ini sudah dipadati rumah penduduk. Saya mencoba ke luar dari area ini menuju pintu yang membatasi bagian Tamansari dengan rumah penduduk. Karena saya merasa haus, saya sempatkan membeli sebotol minuman di sebuah rumah yang persis berdampingan dengan bangunan ini.
   Rumah ini bukanlah rumah biasa. Meskipun menjual minuman dari dalam kulkas yang terpajang didepan rumah, namun usaha intinya adalah lukisan beserta kaos lukis khas Tamansari. Saya sempat berbincang-bincang beberapa menit kepada pemilik rumah, namanya Ibu Titi. Ibu Titi ini adalah salah satu warga di area Tamansari. Desa ini terletak di RT 36 Kampung Taman Kelurahan Patehan Yogyakarta. Beliau memiliki usaha lukisan dan kaos baju lukis khas Tamansari. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa produk yang dia jual tidak ada di toko di luar area Tamansari ini. Produk yang dijual memiliki keunikan sendiri, selain di lukis kaos baju juga berbahan yang berbeda dengan baju-baju biasa.
   Ibu Titi merupakan satu dari beberapa warga yang menjual lukisan dan baju kaos lukis disini. Harga yang ditawarkan mulai dari 150 ribu sampai 300 ribu rupiah. Penjualan dari produk-produk Tamansari kebanyakan melalui online. Saat saya berbincang-bincang para pelancong dari Malaysia turut bertanya-tanya juga mengenai produk ibu Titi.
   Saya sempat terkejut juga saat Ibu Titi mengatakan bahwa kampong ini adalah Kampong Cyber. Saya pernah mendengar mengenai Kampong Cyber di Jogja, dan saya pun baru tahu bahwa tempat inilah Kampong Cyber tersebut. Saya pun lebih terkejut lagi bahwa Pendiri Facebook Mark Zukerberg mendatangi tempat ini saat berada di Jogja waktu itu. Beliau pun meyakinkan saya dengan foto yang saya dan pengunjung lain bisa lihat kebenaran atas apa yang dikatakan Ibu Titi  tersebut di sebuah dinding rumah warga disamping jalan perkampungan ini.
   Setelah berbincang-bincang, rasa penasaran saya muncul dengan foto Mark Zukerberg bersama warga di kampong ini. Ternyata memang foto tersebut ada dan melekat di dinding rumah warga. Nampaknya foto ini menjadi icon baru untuk promosi daearah wisata Tamansari.
   Selanutnya saya mengitari perkampungan ini. Beberapa rumah menjadi gallery lukisan dan sepertinya usaha pribadi sang pemilik rumah. Saya pun sampai di sebuah pasar Ngasem. Saya baru tahu bahwa perkampungan ini tembus sampai ke pasar Ngasem yang terkenal itu.
   Untuk mengitari seluruh area tamansari paling tidak memakan waktu 1,5 jam. Ada baiknya saat Anda kesini dalam keadaan fit dan jangan lupa membeli minuman untuk menghilangkan rasa capek nantinya. Lebih seru jika Anda ke sini dalam suatu rombongan. Kehangatan dan keharmonisan bersama keluarga atau teman Anda tetap terjaga. Rasakan kehangatan sambutan warga sekitar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar