tag:blogger.com,1999:blog-49785737316314254872024-03-08T04:15:08.046-08:00Melintasi Indonesia Tanpa BatasAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/17315795446291144006noreply@blogger.comBlogger8125tag:blogger.com,1999:blog-4978573731631425487.post-90074469512803897392015-03-20T03:34:00.002-07:002015-03-25T00:12:05.149-07:007 Tempat yang Wajib Dikunjungi di Sekitar Keraton Yogyakarta (5)<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Situs Tamansari</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/Bvv-y_U_FDo/0.jpg" src="http://www.youtube.com/embed/Bvv-y_U_FDo?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tempat yang satu ini tidak kalah megah dan indahnya.
Pesanggrahan Taman Sari melukiskan betapa indahnya arsitektur bangunan kerajaan
pada masa silam. Terbayang dalam pikiran saya bahwa seni yang terkandung dalam
tiap ornament dari tembok taman sari memiliki makna mendalam dan penerapan ilmu
pengetahuan tentang seni tingkat tinggi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Terbukti keindahan dan kemegahan bangunan masih bisa
dinikmati dan masih terjaga hingga kini. Meskipun beberapa puing bangunan pada
bagian belakang tempat ini terpisah dari keutuhannya, bayangan akan megahnya
bangunan ini terbayangkan. Patut saja jika bangunan yang membentang seluas 10
hektar ini menjadi situs nomor 19 di dunia sebagai cagar budaya yang harus
dilindungi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tepat jam 2 siang kendaraan yang saya bawa terpakir di lahan
parkir yang telah disediakan bagi pengunjung. Sistem parkir disini saya harus
membayar diawal sebesar 3000 rupiah. Saya pun berjalan menuju pintu gerbang
masuk tempat wisata ini. Dihadapan saya terpampnag tembok setinggi 5 meter menutupi
bagian belakang tempat ini. Tembok ini bukanlah tembok yang biasa-biasa saja.
tembok ini berseni tinggi karena bentuknya yang tidak biasa. Saya harus membeli
tiket seharga 5000 rupiah di tempat yang berada di samping kanan pagar masuk.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Setelah tiket ditangan, saya pun menuju lorong yang dijaga
oleh para penjaga tiket. Panjang lorong hanya 2 meter. Diujung lorong saya
menuruni tangga dan langsung berhadapan dengan 2 buah kolam besar berisi air
berwarna biru. Masing-masing sudut kolam terdapat ornament kolam yang
memancurkan air. Air kolam ini mengalir oleh mesin air yang terletak di samping
kolam bagian utara.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya menuju sisi selatan bangunan. Di sisi sini juga
terdapat kolam yang cukup luas. Tidak seperti kolam sebelumnya yang terbagi
menjadi dua bagian, kolam disisi selatan terdiri satu kolam utuh. Ada tangga
menurun menuju kolam sehingga kaki kita bisa merasakan hangatnya air siang itu. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Menginjak ke bagian belakang suasana cukup lengang. Dibagian
ketiga dari taman sari berupa tanah lapang. Disini lalu lalang beberapa wisatawan
local dan wisatawan mancanegara bersama tour guidenya. Saya pun melihat sebuah
ruang gallery lukisan. Saya sempat untuk masuk dan meminta ijin mengambil foto
atau video. Namun ternyata ruang ini beserta isinya terprivatisasi. OK, tidak
apa-apa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Taman sari begitu luas. Namun, pada bagian tertentu bangunan
ini sudah dipadati rumah penduduk. Saya mencoba ke luar dari area ini menuju
pintu yang membatasi bagian Tamansari dengan rumah penduduk. Karena saya merasa
haus, saya sempatkan membeli sebotol minuman di sebuah rumah yang persis
berdampingan dengan bangunan ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Rumah ini bukanlah rumah biasa. Meskipun menjual minuman
dari dalam kulkas yang terpajang didepan rumah, namun usaha intinya adalah
lukisan beserta kaos lukis khas Tamansari. Saya sempat berbincang-bincang
beberapa menit kepada pemilik rumah, namanya Ibu Titi. Ibu Titi ini adalah
salah satu warga di area Tamansari. Desa ini terletak di RT 36 Kampung Taman
Kelurahan Patehan Yogyakarta. Beliau memiliki usaha lukisan dan kaos baju lukis
khas Tamansari. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa produk yang dia jual tidak
ada di toko di luar area Tamansari ini. Produk yang dijual memiliki keunikan
sendiri, selain di lukis kaos baju juga berbahan yang berbeda dengan baju-baju
biasa. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ibu Titi merupakan satu dari beberapa warga yang menjual
lukisan dan baju kaos lukis disini. Harga yang ditawarkan mulai dari 150 ribu
sampai 300 ribu rupiah. Penjualan dari produk-produk Tamansari kebanyakan
melalui online. Saat saya berbincang-bincang para pelancong dari Malaysia turut
bertanya-tanya juga mengenai produk ibu Titi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya sempat terkejut juga saat Ibu Titi mengatakan bahwa kampong
ini adalah Kampong Cyber. Saya pernah mendengar mengenai Kampong Cyber di
Jogja, dan saya pun baru tahu bahwa tempat inilah Kampong Cyber tersebut. Saya
pun lebih terkejut lagi bahwa Pendiri Facebook Mark Zukerberg mendatangi tempat
ini saat berada di Jogja waktu itu. Beliau pun meyakinkan saya dengan foto yang
saya dan pengunjung lain bisa lihat kebenaran atas apa yang dikatakan Ibu Titi tersebut di sebuah dinding rumah warga
disamping jalan perkampungan ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Setelah berbincang-bincang, rasa penasaran saya muncul
dengan foto Mark Zukerberg bersama warga di kampong ini. Ternyata memang foto
tersebut ada dan melekat di dinding rumah warga. Nampaknya foto ini menjadi
icon baru untuk promosi daearah wisata Tamansari.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Selanutnya saya mengitari perkampungan ini. Beberapa rumah
menjadi gallery lukisan dan sepertinya usaha pribadi sang pemilik rumah. Saya
pun sampai di sebuah pasar Ngasem. Saya baru tahu bahwa perkampungan ini tembus
sampai ke pasar Ngasem yang terkenal itu. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Untuk mengitari seluruh area tamansari paling tidak memakan
waktu 1,5 jam. Ada baiknya saat Anda kesini dalam keadaan fit dan jangan lupa
membeli minuman untuk menghilangkan rasa capek nantinya. Lebih seru jika Anda
ke sini dalam suatu rombongan. Kehangatan dan keharmonisan bersama keluarga
atau teman Anda tetap terjaga. Rasakan kehangatan sambutan warga sekitar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17315795446291144006noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4978573731631425487.post-23413915348000265662015-03-20T03:30:00.001-07:002015-03-25T00:11:42.418-07:007 Tempat yang Wajib Dikunjungi di Sekitar Keraton Yogyakarta (4)<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Museum Kereta Keraton Yogyakarta</b><br />
<b><br /></b></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/hAq2EhQGRW4/0.jpg" src="http://www.youtube.com/embed/hAq2EhQGRW4?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Liputan saya berlanjut ke sebuah bangunan tempat penyimpanan
ferarinya keraton. Kenapa saya memakai kata “ferarinya” keraton? Disinilah
tempat kereta-kereta tua yang dipakai sebagai kendaraan termewah masa itu di
jaga dan dirawat. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Untuk masuk ke museum ini tidak mahal lo cuma 5000 rupiah
saja. tapi, karena tujuan saya meliput dan mengambil foto kena tambahan 1000.
Total yang saya bayar jadi 6000 rupiah. Kita ambil tiket ke para abdi dalem
keraton yang menjaga di dekat pintu masuk. Selain dikasih tiket masuk kertas,
kita juga di kasih izin ambil foto berupa kertas juga. Tapi nanti ketika kita
sudah kelar lihat-lihatnya kertas ijin dokumentasi harus dikembalikan lagi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bagaimana rasanya ketika saya masuk ke dalam museum ini?
Wow, Amazing Man.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Deretan kereta berjejer memanjang sampai belakang bagian
gedung. Masing-masing kereta memiliki nama dan fungsi masing-masing. Kereta ini
juga memiliki berbagai macam ukuran dan warna lo. Untuk pembuatan kereta
kencana ini berasal dari Belanda, Swiss, dan Spanyol. Beberapa kereta merupakan
hadiah untuk Raja Nyayogyakarta masa itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Berdasarkan fungsinya, kereta digunakan untuk berbegai macam
acara. Seperti acara untuk pernikahan putri/putra raja, pengangkatan raja yang
baru, untuk berperang pada masa itu, dan untuk mengantar jenazah. Saat acara
tertentu paling tidak ada 12 kereta yang digunakan dah harus dikeluarkan dari
museum, begitulah kata abdi dalem sang penjaga tiket museum.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jangan lupa membeli cinderamata yang lucu tepat di stand
depan museum ya.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17315795446291144006noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4978573731631425487.post-11167232001415194562015-03-18T00:07:00.005-07:002015-03-18T07:12:24.386-07:007 Tempat yang Wajib Dikunjungi di Sekitar Keraton Yogyakarta (3)<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<b>Lukisan Batik Tulis Satria Gallery</b></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/PZDr62Ap-Xs/0.jpg" src="http://www.youtube.com/embed/PZDr62Ap-Xs?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Karya seni yang paling saya
kagumi keindahannya adalah lukisan. Saya yang tidak pandai dalam menggambar
saat melihat lukisan atau orang yang sedang melukis sangat terkesima. Inilah
yang saya rasakan saat berada di Satria Gallery yang berada tidak jauh dari
keraton Jogja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tepat dipinggir jalan menuju
kawasan keraton ada sebuah lorong berukuran kecil. Tidak banyak yang tahu bahwa
di dalam lorong kecil ini terdapat gallery lukisan. Nama tempatnya adalah
Satria Gallery. Tempat ini dikelola oleh ibu Herman bersama rekan-rekannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya sangat tertarik sekali saat
melihat setiap lukisan yang terpajang didinding-dinding ruangan. Ada puluhan
lukisan yang terpajang. Ada lukisan abstrak juga ternyata. Untuk ukuran lukisan
bervariasi. Ada ukuran yang panjang dan lebar ada juga lukisan dengan ukuran
cukup kecil.<o:p></o:p><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/MQqA9ffN7zE/0.jpg" src="http://www.youtube.com/embed/MQqA9ffN7zE?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya sempat berbincang-bincang
dengan ibu Hermanto. Ternyata ibu hermanto ini adalah salah satu pelukis juga. Dari
penuturan beliau, gallery ini sudah berdiri sejak 15 tahun yang lalu. Gallery ini
berbentuk koperasi dengan nama koperasi satria gallery. Koperasi ini dikelola
oleh anggota keluarga abdi dalem keraton. Jumlah pelukis sekaligus pengelola
sebanyak 13 orang. Saya lebih terkesima saat beliau mengatakan bahwa setiap
pembelian dari lukisan ini, 10 persennya diberikan kepada putra-putri abdi
dalem yang kurang mampu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Lukisan ini menurutnya dibuat
tidak sembarangan. Tiap lukisan dibuat memiliki makna didalamnya. Beliau sempat
menunjukkan sebuah lukisan arjuna dan sinta yang menurutnya memiliki makna keawetan
dalam hubungan percintaan dan cepat mendapatkan jodoh bagi yang belum memiliki
pasangan. Dalam 1 hari koperasi ini bisa menjual 13 buah lukisan. Jika ramai
lukisan bisa habis sebanyak 20-30 buah. Harga jual lukisan tidak terlalu mahal.
Bagi Anda penikmat keindahan sebuah gambar rentang harga 200 ribu sampai jutaan
rupiah menjadi sangat sesuai. Bu hermanto juga memberikan tips untuk menjaga
lukisan agar tetap awet. Konsumen Bu Hermanto datang dari penjuru Indonesia dan
berbagai negara di dunia seperti Australia, Belanda, Malaysia, Singapura, dan
Jerman.<o:p></o:p><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/UBWyQeto2eA/0.jpg" src="http://www.youtube.com/embed/UBWyQeto2eA?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saat saya sedang
berbincang-bincang dengan Ibu Hermanto, salah seorang konsumen ingin mengambil
lukisannya yang sudah dulu dipesan beberapa hari yang lalu. Ibu Nining yang
berasal dari luar kota Jogja ini memesan sebuah lukisan kereta kencana.
Menurutnya lukisan ini dibuat oleh pelukisnya sebanyak 3 buah dalam satu tahun.
Ibu Nining juga mengungkapkan rasa senang dan puasnya mendapatkan lukisan
tersebut.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tidak terlalu banyak orang yang
mengetahui gallery ini. Beberapa pengujung diarahkan oleh tukang becak yang
mangkal disekitar keraton. Dari tukang becak inilah pengunjung jadi tahu bahwa
disini ada gallery lukisan yang bisa dibeli. Tunggu apa lagi, jika Anda berada
di Jogja atau sedang berada di sekitar Malioboro Yogyakarta, mampirlah ke gallery
ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17315795446291144006noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4978573731631425487.post-19916373531489912312015-03-18T00:05:00.001-07:002015-03-18T06:34:44.923-07:007 Tempat yang Wajib Dikunjungi di Sekitar Keraton Yogyakarta (2)<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Masjid Gede Kauman</b><o:p></o:p><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /><iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/s_vi/vd0mDBaR4cs/default.jpg?sqp=CNj7pagF&rs=AOn4CLCBm_-p3T8qOWf6Mp8fvizGe3PkIQ" src="http://www.youtube.com/embed/vd0mDBaR4cs?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<b><br /></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Perjalanan saya lanjutkan ke
sebuah masjid yang berdekatan dengan keraton. Masjid ini bernama Masjid Gede
Kauman. Jarak antara keraton dengan
masjid hanya sekitar 50 meter. Jadi saya ke sana tinggal jalan kaki saja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saat kita memasuki area masjid,
kita memasuki pekarangan luas berlantai semen. Masjid ini dipagari tembok semen
yang cukup tinggi memisahkan antara rumah warga dan masjid. Tampak masjid Kauman
ini tidak jauh berbeda dengan Masjid Kota Gede malah lebih terlihat mirip.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tampak gapura depan masjid persis
sama bentuknya dengan Masjid Kota Gede. Namun, yang membedakannya adalah adanya
jam dinding yang melekat di tembok bagian atas gapura berada di tengah-tengah lambang
kerajaan Ngayogyakarta.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Masih sama seperti Masjid Kota
Gede, masjid ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama merupakan pelataran
tempat pengunjung bisa istirahat maupun tidur siang. Sementara bagian dalam
merupakan tempat untuk shalat. Dibagian pelataran berdiri beberapa tiang
penyanggah dengan ukiran yang indah. Saat kita melongok ke atas, ukiran-ukiran
kayu yang menyanggah atap bengunan berwarna keemasan yang mengesankan keindahan
tersendiri. Tak lupa lampu gantung turut menghiasi untuk penerangan saat malam
tiba.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Beranjak ke bagian dalam masjid saya
melihat mimbar kayu berwarna keemasan berdiri dipaling depan. karpet berwarna
merah menghiasi lantai masjid yang menambah keindahannya. Beberapa tiang
penyanggah tampak besar-besar. Nampaknya tiang penyanggah ini berupa pohon yang
masih utuh. Untuk interior bagian dalam dan atap, Nampak sekali menurut saya
lebih indah dari masjid kota gede. Saya juga sempat melihat kamera CCTV yang
menempel di didinding kayu masjid untuk menjaga keamanan dari pencurian
nampaknya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Samping kanan masjid merupakan
tempat untuk berwudu. Masih sama seperti masjid kota gede, masjid ini juga
dikelilingi kolam air yang tidak berisi ikan. Pada bagian paling depan masjid
tertulis sebuah batu yang bertuliskan nama masjid. Sempatkanlah untuk shalat
sunnah tahiyatul masjid saat Anda berkunjung kesini ya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17315795446291144006noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4978573731631425487.post-34953109109719113952015-03-17T22:15:00.000-07:002015-03-18T06:39:48.104-07:007 Tempat yang Wajib Dikunjungi di Sekitar Keraton Yogyakarta (1)<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Perjalanan saya selanjutnya
mengarah ke tengah kota Jogja. Ada dua bagian yang ingin saya bagikan kepada
pembaca mengenai tempat wisata disini. Bagian pertama adalah tempat-tempat yang
wajib Anda kunjungi disekitar Keraton Ngayogyakarto dan bagian kedua adalah tempat-tempat
yang wajib Anda kunjungi disekitar jalan Malioboro.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Keraton Ngayogyakarto</b><o:p></o:p><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/cwfUdVaE9FM/0.jpg" src="http://www.youtube.com/embed/cwfUdVaE9FM?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<b><br /></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sekitar pukul satu siang saya
tiba dalam perjalanan menuju Keraton Ngayogyakarto. Setelah puas melihat
megahnya peninggalan kerajaan Mataram Kuno di Kota Gede, saya beranjak ke
tengah kota menuju Keraton Ngayogyakarto. Keraton Ngayogyakarto merupakan salah
satu pewaris dari kerajaan Mataram Islam. Selain Keraton Ngayogyakarto
Hadiningrat, pewaris lainnya adalah Keraton Surakarta.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kedua keraton ini merupakan
tempat tinggal para raja. Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat dipimpin oleh
seorang raja bergelar Sultan Hamengkubuwono sedangkan Keraton Surakata bergelar
Sultan Pakubuwono. Hingga saat ini Sultan Jogja sudah sampai generasi yang ke
sepuluh dengan gelar Sultan Hamengkubuwono X.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Harga tiket untuk masuk ke dalam
kawasan keraton ini cukup murah. Saya hanya mengeluarkan uang 5 ribu
rupiah saja. Saat saya masuk hal pertama
yang saya lihat adalah sebuah stand yang
menyediakan cinderamata khas keraton seperti patung mini prajurit keraton,
emblem kerajaan, buku, dan masih banyak hal yang menarik lainnya. Harganya pun tidak lah
mahal.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Di bagian dalam saya melintasi sebuah pelataran luas seperti
pendopo dengan tiang-tiang penyanggahnya yang banyak dan tinggi. Di bawah
pondok ini dibuka stand informasi bagi pengunjung jika membutuhkan guide untuk
mendapatkan penjelasan lebih detail mengenai sejarah keraton. Salah satu
pegawai disini mengatakan bahwa harga untuk tour guide di keraton sekitar 30-50
ribu rupiah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Spot pertama yang saya lihat
adalah patung-patung prajurit dengan berseragam perang khas kerajaan sesuai
jamannya. Patung-patung ini berada didalam bangunan. Kita hanya bisa melihat
patung-patung ini dari balik kaca saja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Berlanjut ke spot berikutnya
adalah sebuah dinding relief perjuangan pangeran Mangkubumi. Perkiraan saya
panjang dinding ini sekitar 15 meter. Relief menceritakan perjuangan para
prajurit dan masyarakat melawan penjajahan belanda pada masa itu. Tergambar dalam
cerita pada dinding itu mereka menggunakan senjata tradisional seperti bambu runcing.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saat saya melewati anak tangga
menuju lebih ke dalam dari area ini, diatas anak tangga ini saya menuju sebuah
bangsal yang menjadi tempat raja Jogja duduk saat upacara-upacara penting. Hal
menarik bagi saya adalah bangunan-bangunan disamping kiri dan belakang dari
bangsal. <o:p></o:p><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/2_SZRjW2-t4/0.jpg" src="http://www.youtube.com/embed/2_SZRjW2-t4?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bangunan di kiri bangsal
merupakan museum berisi foto-foto acara kerajaan dan foto-foto kereta kerajaan
yang sering dipakai raja untuk bepergian. Foto-foto disini terpajang dengan
rapi beserta penjelasan singkat mengenainya. Ada lebih dari lima buah foto kereta
yang dipajang disini.<o:p></o:p><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/o8g8DnE_ZgI/0.jpg" src="http://www.youtube.com/embed/o8g8DnE_ZgI?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tepat belakang bangsal terdapat
bangunan museum yang berisi foto-foto para raja dari raja ke 4 sampai raja
terakhir yang ke 10. Selain terpajang foto para raja Ngayogyakarto, disampingnya
sebuah diorama prajurit yang sedang berlatih.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Terakhir saat melintasi jalan
keluar kita kembali menuruni tangga yang berada di depan bangsal. Mengikuti petunjuk
arah keluar, spot terakhir kita akan disuguhkan patung-patung berpakaian keraton.
Hingga akhirnya kita akan keluar dari tempat dimana kita masuk di awal. sebelum pulang sempatkan untuk
membeli beberapa buah cinderamata.<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17315795446291144006noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4978573731631425487.post-46390955173042960702015-03-17T20:56:00.000-07:002015-03-18T06:03:46.165-07:00Menikmati Kemegahan Bangunan Tua di Kota Gede Yogyakarta<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/JgRMhX8OHkU/0.jpg" src="http://www.youtube.com/embed/JgRMhX8OHkU?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Perjalanan saya kali ini menuju
daerah pemakaman para raja Mataram kuno di Kota Gede Yogyakarta. Dari pusat kota perjalanan ini memakan waktu
kurang lebih 20 menit. Kota Gede berada di arah timur kota Jogja. Untuk bisa ke
sana kita bisa menggunakan kendaraan motor maupun mobil.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saat melintasi kawasan ini kita
akan melewati beberapa toko yang menjual perhiasaan yang terbuat dari perak. Kota
Gede terkenal dengan sentral kerajinan
perak. Lebih masuk kedalam kita akan melewati pasar Kota Gede. Di pasar
ini tempat transaksi jual beli masyarakat terjadi untuk memenuhi kebutuhan
ekonominya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kita harus masuk lebih dalam
melalui sisi barat jalan dari pasar untuk sampai ke pemakaman raja-raja Mataram.
Berjarak sekitar 100 meter dari pasar, kita akan bertemu dengan plang bertuliskan Makam Raja-Raja Mataram.
Terdapat juga plang yang bertuliskan Masjid Kota Gede. Dari plang tersebut saya
mengambil kesimpulan bahwa Makam Raja-Raja Mataram dan Sebuah Masjid terletak
dalam satu kawasan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saat mulai masuk kawasan dan
memarkirkan kendaraan yang saya bawa, hal menarik yang saya lihat pertama
adalah sebuah pohon beringin yang tinggi namun rimbun. Pohon ini terletak
disamping rumah warga yang menyatu dengan komplek wisata. Akarnya yang banyak
menjulur dari atas ke bawah menandakan kesan angker dan umur pohon yang sudah
sangat tua.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tujuan saya bukan untuk meneliti
pohon tersebut. Saya lebih masuk kedalam area ini. Saat masuk saya melewati
sebuah gapura. Gapura ini hampir sama dengan gapura yang sering saya lihat di tv
saat meliput berita mengenai Bali. Saya berpikir sepertinya gapura ini masih
mencirikan keadaan kepercayaan pada masa lampau yang beragama Hindu.<o:p></o:p><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/wJOd2P7KOeE/0.jpg" src="http://www.youtube.com/embed/wJOd2P7KOeE?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Setelah melewati gapura, mata
saya tertuju dengan bangunan masjid. Sepertinya inilah masjid pertama yang
dibuat saat kerajaan mataram islam berdiri. Didepan masjid terbentang halaman
yang cukup luas yang dilindungi dinding khas kerajaan. Dihalam ini berdiri
sebuah bangunan seperti tugu dengan ada jam dinding di bagian atasnya.
Kemungkinan jam ini dibuat saat masa penjajahan mengingat tidak mungkinnya ada
jam dibuat berbarengan dengan masjid ini. Berdiri juga plang berketerangan
bahwa bangunan ini dilindungi dan peringatan konsekuensi bagi siapa saja yang
merusaknya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Masjid kota gede terdiri dari dua
bagian. Bagian pertama adalah pelataran sedangkan bagian kedua bagian dalam
dimana tempat orang-orang melaksanakan shalat. Dibagian pelataran kebanyakan
pengunjung beristirahat untuk sekedar ngobrol ataupun tidur siang menunggu
waktu shalat berikutnya. Bagian atas terdapat beberapa ornament seperti lampu
gantung dan tulisan kaligrafi yang menempel. Disudut kiri pelataran terdapat
lemari yang berisi buku-buku islami dan di depannya berdiri sebuah beduk yang
cukup besar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya masuk ke bagian kedua bangunan
ini. Bagian dalam ditopang empat buah tiang penyangga. Bagian atasnya berbentuk
limas ciri khas atap sebuah masjid yang mencorong ke atas. Terdapat juga mimbar
dari kayu jati yang berwarna hitam kecoklatan. Dimimbar inilah tempat
penceramah menyampaikan ceramahnya. Tempat wudu masjid berada persis disamping
masjid dengan beberapa buah keran. Pada sisi bagian depan dan samping kiri dan
kanan ada sebuah kolam memanjang mengelilingi bagian masjid. Kola ini berisi
air namun tidak berisi seekor ikan pun.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Setelah puas menikmati keindahan
masjid Kota Gede saya beralih ke bagian dalam area. Sekali lagi saya harus
melewati gapura yang hampir sama bentuknya dengan gapura saat pertama kali
masuk kawasan ini. Sebuah bangunan berplang “kelompok usaha bersama”. Di bangunan
ini kita bisa membeli beberapa cinderamata khas Jogja. Masih ada beberapa
bangunan lainnya dibagian tempat ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Beberapa orang abdi dalem keraton
sedang asyik bercengkrama ke sesama mereka. Sebelum masuk lebih dalam ternyata
saya harus mengisi buku tamu dan memasukkan uang seikhlasnya ke dalam sebuah
kotak kayu. Tidak banyak yang bisa saya beri untuk membeli keindahan bangunan semegah ini. Akhirnya saya sampai
akhir bagian dari bangunan ini. Yaitu sebuah sendang atau kolam yang berada di
dalam sebuah bangunan. Kolam ini berisi beberapa jenis ikan. Sendang Selirang
terbagi menjadi dua tempat. Sendang pertama digunakan oleh laki-laki dan
sendang disampingya digunakan oleh perempuan. Di sendang ini pengunjung boleh
mandi. Banyak kepercayaan mistis bagi orang-orang yang melakukan mandi di
sendang ini. <o:p></o:p><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/qzCcVLnm0IE/0.jpg" src="http://www.youtube.com/embed/qzCcVLnm0IE?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya sempat melakukan Tanya jawab
kepada beberapa pengunjung. Mereka adalah anak-anak SMA yang bersekolah di
Jogja. Mereka sudah beberapa kali ke sini. Namun untuk kali ini, mereka kesini
untuk mengerjakan tugas sekolah. Mereka berpendapat disini suasananya tenang
dan memiliki pemandangan yang indah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya kembali ke area dimana para
abdi dalem berkumpul dalam sebuah bangunan. Saya tertarik dengan tempat dimana
raja-raja pendiri mataram di kebumikan. Untuk masuk ke area pemakaman raja-raja
saya harus menggunakan pakaian khusus yang sudah disiapkan oleh para abdi dalem
untuk pengunjung. Pakaian tersebut kita bisa sewa dengan harga 15 ribu rupiah
sekali pakai. saya masuk ditemani oleh seorang abdi dalem. Saya melewati
beberapa buah makam dengan ukuran bermacam-macam. Jalan yang dilapisi karpet
warna biru memberi kesan keistimewaan tempat pemakaman ini. Orang-orang yang
berkunjung kesini harus sopan dan santun. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya berada di dalam sebuah
bangunan yang didalamnya terdapat berbagai makam. Saya ditunjukkan dua buah
makam yang berada sekitar sudut ruangan. Makam pertama adalah makam Ki Gede
Pemanahan. Makam ini berada di bawah atap berkelambu. Begitu juga makam
Panembahan senopati yang berada di sampingnya yang juga berkelambu. Hanya
sekitar 10 menit saja saya di area pemakaman ini karena tujuan saya hanya
melihat saja. Menurut abdi dalem para pengunjung memiliki tujuan masing-masing
saat ke area ini. Ada yang meminta kesuksesan sehingga mereka berlama-lama di
sini. Di dalam area pemakaman kita tidak boleh membawa alat komunikasi dan
kamera untuk meliput.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebelum saya beranjak pergi dari
tempat wisata masjid dan pemakaman raja di kota gede, saya sempat melakukan
wawancara singkat kepada salah seorang abdi dalem. Saya sempat menanyakan
keberadaan pohon beringin yang berada di depan area masuk. Abdi dalem yang
bernama Bapak Purwanto menjelaskan bahwa pohon tersebut sudah berumur 500an
tahun. Pohon tersebut ditanam oleh Sunan Kali jaga sebagai penanda kawasan yang
akan diberikan oleh Raja Pajang kepada Ki Gede Pemanahan sebagai hadiah karena
berhasil membunuh Arya Penangsang yang menjadi musuh kerajaan. Lebih lanjut
beliau mengatakan bahwa keraton atau kerajaan mataram pertama kali berdiri disini.
Beliau menunjuk kea rah barat sekitar 300 meter dari kawasan pemakaman raja
mataram. Namun katanya keraton tersebut sudah tidak ada lagi karena
reruntuhannya sudah hilang. Kini kawasan keraton sudah beralih fungsi menjadi
kawasan pemukiman warga Kota Gede. Bapak purwanto sempat menyinggung karirnya
sebagai abdi dalem. Beliau merasa bersyukur sebagai abdi dalem hingga kini
hidupnya tentram dan nyaman sebagai perwakilan raja menjaga situs budaya Jogja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17315795446291144006noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4978573731631425487.post-20284902676511507002015-03-16T22:52:00.003-07:002015-03-19T02:33:55.426-07:00Mengenang Kemegahan Situs Warungboto Salah Satu Pesanggrahan Hamengkubuwono ke 2<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/LJng7OagipY/0.jpg" src="http://www.youtube.com/embed/LJng7OagipY?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />
<br />
Matahari
terik menyengat menyinari dua orang laki-laki yang sedang bercengkrama dibalik
dinding setengah runtuh itu. Laki-laki pertama sepertinya masih terlihat muda
dengan tubuh yang cukup pendek cenderung tegap. Sementara laki-laki yang berada
disampingnya terlihat letih dengan sekali-kali berhenti setelah mencangkul
beberapa kali.</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Mereka
adalah bapak Eko dan bapak Darto yang sudah lama bekerja membersihkan area bangunan
tua yang bernama Pesanggrahan Rejowinangun. Setiap harinya mereka membersihkan
rumput-rumput yang tumbuh serta lumut-lumut yang menempel pada dinding
bangunan. Mereka adalah dua orang yang dipekerjakan secara bergilir untuk
melestarikan bangunan cagar budaya di Yogyakarta.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Bapak Eko
dan bapak Darto adalah dua orang yang turut andil dalam menjaga bangunan tua di
Jogja. Bapak Eko sudah dua tahun bekerja untuk menjaga kelestarian dan
kebersihan Pesanggrahan ini. Sebelum ditempatkan di Pesanggrahan Rejowinangun,
dia menjaga di pesanggrahan Gua Siluman yang berada di Wonocatur, Sleman.
Sementara itu, bapak Darto baru berada di Pesanggrahan bersama bapak Eko satu
bulan yang lalu. Sebelumnya Pak Darto menjaga Gua Siluman selama dua tahun.
Namun untuk pengalaman menjaga bangunan cagar budaya, Bapak Darto sudah lebih
dahulu dari Bapak eko.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Ada banyak
cerita yang dibagikan oleh mereka saat saya mengajukan beberapa pertanyaan
seputar bangunan tua ini. Mereka menuturkan bahwa bangunan ini dulunya adalah
tempat peristirahatan para raja saat melakukan perjalanan. Lebih lanjut Pak Darto
menjelaskan bahwa runtuhnya bangunan ini dikarenakan peperangan dan bencana
alam. Bencana alam itu seperti gempa dengan berkekuatan besar yang melanda Kerajaan
Ngayoogyakarta masa itu.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Nama lain
dari Pasenggrahan Rejowinangun ini adalah Situs Warungboto. Letak bangunan ini
berada di Jalan Veteran, kelurahan Warungboto. Untuk mempermudah warga
mengingat bangunan ini maka warga sekitar memberi nama dengan Situs Warungboto.
Situs warungboto merupakan salah satu dari beberapa pesanggrahan yang dibuat
oleh Hamengkubuwono II.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Meskipun
berada di pinggir jalan bangunan ini seperti terlepas dari pandangan orang yang
berlalu lalang didepannya. Selain tidak memperlihatkan sebuah bangunan utuh, dinding
bangunan juga ditumbuhi lumut sehingga kesan keindahan dan keistimewaan yang
dikandungnya menjadi hilang. Namun bila Anda sedikit penasaran saja dan
menyempatkan untuk berkunjung kesini, keindahan dari sisi dalam bangunan ini
masih cukup tersisa.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Pada bagian
depan yang berbatasan langsung dengan jalan raya berfungsi sebagai bangsal atau
lobby. Di area ini kita bisa melihat pemandangan seluruh komplek bangunan.
Bergerak ke bawah bagian tengah kita akan menemukan dua tangga yang saling
bersisian menuju bagian bangsal. Saat kita melihat ke bagian belakang sedikit
ketengah, kita akan melihat di bagian paling bawah terdapat dua buah kolam yang
saling terhubung. Kolam pertama membentuk lingkaran yang menjadi sumber air
mancur. Sedangkan kolam kedua berbentuk kotak dengan luas kurang lebih 40 meter
persegi. <o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Pada sisi
paling belakang terdapat area yang masih cukup lebih baik dari area sekitarnya.
Dinding-dinding yang membentuk area ini masih berdiri kokoh. Dari area ini kita
juga bisa menikmati pemandangan kolam dari sisi dinding yang memiliki jendela
berbentuk persegi yang menghadap ke barat menuju jalan raya.<br />
<span style="text-indent: 21pt;"> Saya sempat bertemu dan
berbincang dengan beberapa rombongan pengunjung. Mereka adalah para siswa SMP yang
bersekolah di Jogja. Mereka mengatakan baru kali ini ke sini. Saat saya Tanya tau
bangunan ini dari mana, mereka mengatakan melihat dari foto instagram dai
ponsel salah seorang teman mereka.
Mereka berharap bangunan ini tetap lesari dan dapat pugar kembali.</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 21.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Untuk
menjaga dari aksi tangan jahil, bangunan ini dipagari dengan kawat besi
disekelilingnya. Reruntuhan bangunan bisa saja hilang diambil oleh orang yang
tidak bertanggung jawab. Selain itu, Bapak Eko mengatakan bahwa air yang berada
di kolam dulunya memancar deras, namun karena banyaknya sumur warga air menjadi
sedikit hingga akhirnya menghilang. Tidak tampak sedikitpun air yang mengisi
kedua kolam tersebut.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Saya sempat
mencari beberapa informasi tambahan mengenai Situs Warungboto saat menulis
artikel ini. Beberapa blog dan situs yang lebih dulu menginformasikan ditulis
bahwa terdapat patung burung Garuda dan patung Naga yang menjadi ornament
bangunan. Namun, saat berada disana, saya tidak melihat patung yang dimaksud.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Tempat
wisata ini cukup mudah untuk di datangi. Kurang lebih hanya 15 menit dari pusat
kota. Dari pusat kota Jogja, Anda bisa melewati Jalan Kusumanegara kearah Kebun
Binatang Gembiraloka. Saat perempatan pabrik susu SGM Anda berbelok ke arah
selatan sejauh 1 kilometer. Bangunan Pesanggrahan Rejowinangun terletak disisi
kanan jalan raya dan ditandai dengan dua buah plang nama bangunan sebagai
keterangan bahwa bangunan merupakan cagar budaya. Anda juga tidak perlu merogoh
kocek untuk dapat menikmati keindahan yang masih tertinggal di dalamnya.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<o:p> </o:p> </div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17315795446291144006noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4978573731631425487.post-45518876068737642342015-03-13T00:11:00.000-07:002015-03-13T02:24:00.365-07:00Keramaian Pameran Batu Akik di Jalan Mangkubumi Yogyakarta<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/PIlIA0Fj80w/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="http://www.youtube.com/embed/PIlIA0Fj80w?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Akhir-akhir
ini fenomena batu akik sedang melanda negeri ini. Batu akik menjadi primadona
baik dari kalangan orang tua, remaja bahkan anak-anak. Pertambangan batu
dadakan pun bermunculan di setiap daerah di Indonesia. Harganya pun meroket
hingga beberapa kali lipat. <br />
</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Harganya
yang kian meninggi menyebabkan banyaknya diadakan pameran batu akik di seluruh
Indonesia baik dalam sekala kecil maupun besar. Salah satu pameran yang sedang
diselenggarakan yakni pameran dan bursa
batu mulia nusantara yang diadakan di halaman Kantor Koran Kedaulatan Rakyat di
Jalan Mangkubumi Yogyakarta.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/cpMNmTME1Xc/0.jpg" src="http://www.youtube.com/embed/cpMNmTME1Xc?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />
<br />
Pameran
yang diselenggarakan selama tujuh hari ini diikuti oleh beberapa penjual batu
akik saja. Salah satu peserta pameran adalah Supriadi yang berasal dari daerah
Prambanan. Supriadi menjual beberapa jenis batu akik dari harga yang murah
sampai yang mahal. Jenis batu akik yang dijual juga bermacam-macam. Supriadi
sempat menunjukkan salah satu batu akik yang dijualnya.</div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="text-align: justify;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Salah
satu panitia acara menuturkan bahwa tujuan dari diselenggarakannya acara ini
adalah ajang silaturahim antara penjual batu akik dan pembeli. Selain itu acara
ini juga menurutnya dapat menjadi tempat bertanya dan bertukar pikiran mengenai
batu akik.<o:p></o:p></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/chx_Zq-aaK0/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="http://www.youtube.com/embed/chx_Zq-aaK0?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Kini
batu akik menjelma menjadi barang penting yang diburu oleh masyarakat. Mencari
batu akik menjadi mata pencaharian baru bagi warga. Semoga fenomena batu akik
saat ini dapat menambah perekonomian masyarakat Indonesia.<o:p></o:p></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17315795446291144006noreply@blogger.com0